Direktur Pascasarjana menjadi Pembina Apel Rutin IAIN Langsa
.jpg)
Kota Langsa (Pascasarjana) - Memiliki rasa malu menjadi kekuatan moral yg urgent bagi Sivitas Akademika IAIN Langsa dalam mengemban amanah Tridharma Perguruan Tinggi. Demikian substansi penting dari pidato Direktur Pascasarjana Program Magister Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Langsa Dr. Zulfikar, M.A saat menjadi Pembina Apel rutin bulanan dihadapan segenap Sivitas Akademika IAIN Langsa Rabu, (17/04/2024).
Memiliki rasa malu merupakan indikator keimanan seseorang dan akan memotivasi seseorang untuk senantiasa berbuat baik. Sebaliknya orang yang tidak memiliki rasa malu akan sangat mudah melakukan berbagai kesalahan dan melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak pantas. Dalam konteks kerja di IAIN Langsa misalnya, Seorang Pegawai yg memiliki rasa malu akan menghindari diri dari terlambat datang ke tempat kerja dan pulang kerja sebelum waktu nya. Menghindari diri dari sikap mengutamakan menuntut hak dari pada melaksanakan kewajiban.
Untuk memperkuat pernyataannya, Zulfikar merujuk kepada sejumlah hadis nabi dan atsar sahabat, diantaranya adalah perkataan Umar bin Khattab من قل حياؤه قل ورعه، ومن قل ورعه مات قلبه " Siapa yang rasa malunya minim, maka minim pula wara'nya, dan siapa saja yang wara'nya minim, maka sesungguhnya hatinya sudah mati. Disamping itu bahwa orang yang tidak memiliki rasa malu, hidupnya akan sering membebani orang lain bahkan menjadi pemicu bagi orang lain untuk turut berbuat kesalahan karena terdesak untuk memenuhi tuntutan-tuntutan yang tidak pantas dari orang yg tidak memiliki rasa malu tersebut.
Hal itu dilakukan agar orang yang tidak memiliki rasa malu tersebut dapat segera pergi dari hadapannya. Zulfikar juga menjelaskan bahwa rasa malu yang harus dibudayakan tentunya rasa malu yg positif sebagaimana yg dikehendaki oleh syariat, bukan rasa malu yang tidak pada tempatnya. Adapun rasa malu yang bukan pada tempatnya justru bagian dari sifat tercela. Seperti merasa malu karena miskin. Sehingga untuk menutupi kondisinya yang sesungguhnya seseorang melakukan hal-hal tercela seperti mencuri, berhutang dengan niat tidak bayar dan lain-lain. Bahkan prilaku yang seperti ini pada hakikatnya adalah wujud dari sifat bohong yang didorong oleh sifat gengsi karna adanya sifat ingin bersaing dalam hal-hal pragmatis (takatsur) dengan menggunakan metode pamer (riya).
Pada sesi akhir pidato nya, Direktur Pascasarjana menghimbau kepada segenap peserta Apel agar membudayakan prilaku yang berbasis rasa malu yang positif agar misi Tridharma Perguruan Tinggi yang diemban dapat lebih mudah tercapai disamping perlunya manajemen yang baik. Tutup Direktur.